Labuan Bajo – Meningkatnya pembangunan vila di atas laut di kawasan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengundang keprihatinan warga setempat. Masyarakat yang tergabung dalam berbagai komunitas lingkungan dan nelayan tradisional secara resmi menyurati Gubernur NTT, menyampaikan keresahan mereka.
Surat terbuka itu berisi permintaan agar pemerintah daerah segera melakukan evaluasi dan moratorium pembangunan vila yang dianggap mengganggu ekosistem laut, serta membatasi akses nelayan untuk melaut.
Kawasan Labuan Bajo dikenal sebagai salah satu destinasi wisata premium Indonesia. Namun, percepatan pembangunan yang tidak terkontrol berisiko mengancam kelestarian laut dan kehidupan masyarakat adat yang bergantung pada perairan sekitar.
Untuk kamu yang peduli dengan keberlanjutan dan ingin mulai membangun masa depan yang lebih baik dengan langkah cerdas, coba cek https://profitablemoves.com. Di sana, kamu bisa temukan berbagai ide gerakan kecil yang bisa berdampak besar — dari gaya hidup, finansial, hingga aksi hijau yang bisa dilakukan siapa saja.
Warga juga menyampaikan bahwa pembangunan vila-vila tersebut kerap dilakukan tanpa sosialisasi yang memadai dan minim pelibatan masyarakat lokal dalam prosesnya. Beberapa proyek bahkan disebut berdiri di atas wilayah tangkap tradisional warga.
Kini, warga berharap Gubernur NTT bisa segera turun tangan sebelum kawasan Labuan Bajo kehilangan identitas alaminya sebagai kawasan bahari yang indah dan lestari.